Sabtu, 18 Februari 2017

Cakrawala Perkartunan ala Naomi


Di kereta, perjalanan menuju Leiden.

Reni (R) : Parah banget emang aku gabisa nonton film series. Kaya GoT ga sengaja nonton sebiji filmnya, keterusan GoT 6 series aku abisin dalam 3 hari. Gabisa berenti kalo belom selesai filmnya.

Naomi (N) : Kok gitu banget sih Kak.

R : Gatau nih, parah emang. Semacam itu, terus science - fiction, gitu gitu menarik sih. Eh, emang kamu sukanya film apa Naomi?

N : Hmm. Apa ya.. Film action kak, kaya kungfu kungfu gitu.

R : Kaya apa e, Jacky chan? Jet li?

N : Bukaan kak, ini lho.. kungfu panda

R : Lhah itu mah kartun bukan action wkwkwk. Yang lain gitu ga ada?

N : Ada sih kak, yang rmatis gitu, yang romance romance

R : Apa filmnya?

N : Up. Hahahaha.

R : ((jegarrrr)) lhah kuwi mah kartun meneh wkwkwk. Di dunia perfilm-anmu kayanya buat film kartun, genus nya kartun terus spesiesnya ada comedi, romantic..


N : Eh eh ada deng kak, ada yang film thriller thriller gituu

R : Waa aku juga suka thriller, tapi kalo thriller yang hantu kudu bareng temen nontonnya hahaha. Thrillernya yang mana naomi?

N : Minion kak. Atau itu lho kak yang kaya perang saudara, frozen.

R : Whaatt?? N : Aku tu kak, kalo nonton film yang perang berdarah darah, kaya Narnia gitu, udah ngga tahan liatnya.. .

JEGGAAARR!!!

Oke, fine. Bhay naomi!

Selasa, 07 Februari 2017

Kabar dari Papua.

Pagi ini saya menerima pesan elektronik dari Mba Niken, kami 'berbincang' singkat. Mba Niken mengabarkan bahwa mama-mama di Desa Pam, Kep. Raja Ampat, peserta pelatihan pembuatan sabun Juni 2016 lalu sudah lancar mengerjakan proses produksi, beberapa saja yang masih perlu dipandu.

Dari kegiatan penjualan yang dilakukan, mama - mama sudah dapat memutar uang secara mandiri untuk keperluan produksi minyak kelapa, soda api, serta insentif tenaga kerja, sementara untuk brosur dan pembuatan label masih disupport oleh CII, Conservation International Indonesia. Komandan produksi terpilih, Mama Selin, bersama mama - mama lain mengkoordinasikan rantai pasok bahan dan distribusi produk. Perlahan, proses kemandirian mulai terbentuk. Alhamdulillah, Alhamdulillaah, mendengar ini rasanya sungguh sungguh membahagiakan :')

Saya kemudian teringat hari terakhir sebelum esoknya meninggalkan Desa Pam. Pada penutupan kegiatan pelatihan, Om Kris Tebu meminta saya (dan rekan lain) untuk menyampaikan pesan dan kesan selama kegiatan pelatihan. Yang terjadi adalah sebelum berkata - kata saya sudah mewek beringus. Mewek plus ingusan di depan mama - mama. Dasar reni anak gampang baper wkwkwk. Malu sekali, tapi yah, bagaimana lagi, Papua dan masyarakatnya terlanjur menempati sebagian hati saya. Rasanya saat itu belum siap meninggalkan Desa Pam, atas segala romantisme yang diciptakannya.

Dear Mbak Niken, selamat kembali menikmati Raja Ampat. Selamat mengeksplor bahan bahan alam yang dapat digunakan untuk pengembangan produk! Semoga lancar segala kegiatan dan sampaikan salamku (dan udin dan agus) untuk mama - mama, untuk semuanya, juga salam tos untuk Pak Ronald dan Kak Nyong *highfive!*

Daaaan, semoga aku (dan udin dan agus) bisa berkunjung lagi ke sana :) *kudu banget ada udin dan agusnya wkwkwk*

---
Sampai jumpa lagi segera, cintaku, Indonesia.