Selasa, 04 Juni 2013

Selamat malam Ca :)

Kidung senja mengalun dari rimbunan nyiur
Terdengar sayup sayup dari barisan nyiur hijau yang pernah kita menapak di tanah berpasirnya
25 Mei. Malam terang bulan, seorang kawan mengulang tahun berkurang umur
Perkenalkan ini dia, sahabat baik saya Ica namanya


[Prolog yang lebay] Berawal dari istirahat sekolah waktu saya masih di Sekolah Dasar. Baru habis jajan di warung lalu berjalan melewati halaman, sambil melirik ke lantai tingkat 2 gedung SD sebelah. Sudah jadi kebiasaan, maklum ada kecengan saya di SD sebelah. Ruang kelasnya ada di lantai tingkat 2 haha. Daaan hoki sekali saya saat itu, si kecengan sedang berdiri dengan kerennya di depan kelas. Saya memperlambat jalan. Deg degan gimanaa gitu haha. Eh tapi, TUNGGU! Saya berhenti. Menatap lekat-lekat ke depan kelas gedung lantai 2 SD sebelah tempat si kecengan berdiri dengan menawannya. Memicingkan mata, melihat ke sesosok anak perempuan sedang meraut pensil. Tidak ada masalah dengan cara dia meraut pensil, atau merk pensilnya (ngga kelihatan juga gitu), atau kepang kudanya, atau senyum yang tersungging itu. Tapi tapi tapi, anak ini meraut pensil di sebelah kecengan saya waktu SD. Ya, di sebelah kecengan saya. Terus kayanya mereka sedang bersenda gurau gitu. Tidak tahan melihatnya (elaaah Reen) lalu saya berlari dengan bayangan wajah mereka berdua yang sedang tertawa sambil meraut pensil bersama. Air mata saya jatuh. Tangis saya berderai derai. Pupus harapan dan hujan lebat turun ketika saya berlari ke kelas *kaya di film-film india (itu beberapa kalimat terakhir boongan deng haha)
“Siapa perempuan itu? SIAPAAAH?” teriak saya dalam hati.*lebay
---
Waktu berlalu dan saya hampir saja lupa drama kecengan-saya-yang-sedang-meraut-pensil-dengan- perempuan-berkepang-dua hingga saya masuk SMP. Ya, waktu SMP ini saya lihat lagi sosok perempuang peraut pensil di sebelah sang kecengan yang menawan.
SMP.
Dan inilah, ketika menginjakkan kaki di SMP saya baru mengenalnya sebagai Ustica. Jadi namanya adalah Ustica, yang pertama kali saya lihat sedang meraut pensil sambil (sepertinya) sedang bersenda gurau gembira dengan kecengan keren saya waktu SD. Geng nya Ica adalah geng naruto-narutoan geng saya geng three musketeer-three musketeeran. *Kerenan geng saya yak hahaha
---
SMA.
Sekelas di tahun pertama, Kethoephat Akhoer. Kalau sedang dapat giliran ambil kudapan di D1, jalan si Ustica ini akan lebih cepet kalau saya angkat tas sekolah karungnya, katanya sih mengurangi resistor. Anak pintar, suka ngajarin kalau mau UTS atau UAS.
Sekamar di tahun kedua, kamar 4 di Graha Kenanga Satu. Kamar heboh yang dihuni bersama 5 anak lain Netta, Ipi, RAC, Yunda, Madam. Jadi ingat semua kegiatan mulai jagra, apel pagi, siang, malam, pesiar kamar makan bareng di KFC, acara Panda Magnity, dan banyak lagi. Dan saat itu si Ustica, sekali lagi yang waktu SD pernah saya lihat ngeraut pensil bareng kecengan menawan saya, mengulang tanggal lahirnya yang ke-17. Dengan segala rencana yang telah anak kamar 4 susun, yang pada pelaksanaannya rada bergeser karena Rach ketiduran. Ketiduran pake masker terus susah dibangunin pulak -.- Tahun kedua ini, satu satunya waktu pas si Ustica sedang mengulang tanggal lahir nya, saya benar benar ada di sana bareng si anak ini.
Tahun ketiga. Suatu saat di penghujung eksistensi kami di sekolah tersebut, kami duduk di lobi graha seroja. Habis mengubur kucing mati, lalu ngobrol. Gundah gulana. Masih bingung mau lanjut kemana nanti, deg-degan belum diterima di perguruan tinggi. Tentang masa depan ceritanya.
---
KULIAH
Ini dia. Bersama di salah satu perguruan tinggi negri di Bandung, Ustica di Teknik Industri saya di Biologi. Mulai dari ospek kampus sampai lulus S1, mau diceritakan satu-satu? Ah rasanya terlalu panjang kalau dijadikan satu cerita.
Itu dia sekilas tentang saya dengan seorang kawan terbaik.
Sebelum menyampaikan poin utama yang saya hendak tuliskan, boleh ya saya kutip dahulu beberapa larik kalimat dari teman saya :
“ Maka aku adalah saksinya,
Ketika atas pengalamanan yang telah kita lalui,
Dan perjalanan yang akan kita rasai,:
Atas izin Allah,
Semua akan dan selalu baik-baik saja.”
(Ustica Haedy) 05.4349 ^_^

Jadi Ca, sejak 15 Mei lalu di pool Bus Kramat Djati, bagaimana kabarmu?
Semoga akan, dan selalu baik-baik saja J Terakhir kali, kamu dan Ratih melambaikan tangan dari luar kaca bus. Sampai jumpa, kata kalian. Mbrambang lalu mewek sendirian di dalam bus waktu itu hahaha. Ah, sudahlah. Saya mau bercerita tentang hari ini.

25 Mei.
Kawan baik saya, mengulang tanggal lahirnya di tahun 2013 ini.
“ Teman yang baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kau teringat akan Allah. Mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama. Melihat gerak-geriknya kamu teringat akan mati.”
Anak ini Ya Rabb, adalah teman terbaik saya.
Berbagai kesempatan bersama anak ini, mengingatkan saya untuk tetap dan selalu percaya pada-Mu. Melalui anak ini, rasanya Kau selalu bisa menghidupkan mimpi-mimpi. Pendengar yang teramat baik. Tidak tahu bagaimana membalas semua kebaikannya dengan cara manusia, maka saya berdoa pada-Mu.

Ya Rabb.
Berkahi sisa umur yang Kau berikan padanya. Selalu dekatkan ia pada-Mu, hadapkan hatinya untuk tetap dan selalu pada-Mu. Berikan kemudahan baginya untuk menjalankan segala urusan-urusannya. Izinkan ia menginjakkan kakinya di tanah-tanah yang ia ingin kakinya jejakkan. Dan, buat dia untuk tetap dan selalu bercahaya.

Allah Maha Melihat. Allah Maha Mendengar.
Allah mengabulkan doa-doa.

Tulisan di secarik kertas kemarin,
“ Ren, aku tau ini bukan yang terakhir. Tapi mungkin kita akan ga ketemu dalam waktu yang lama ya.:)”
Hmm. 12 hari, rasanya belum cukup lama.
Jadi Ca, boleh ya aku mampir ke rumahmu selasa malam ;)



Ya.
“Tidak ada yang pergi dari hati
Tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan.”
-Tere Liye