Selasa, 12 Februari 2013

kue lumpur untuk anak-anak


Sore ini untuk kali kedua Mbok Tik menurunkan ilmu per-kue-annya pada saya, ilmu membuat kue lumpur kali ini. Segera saja setelah semua alat dan bahan tersedia, pukul jam 16.30 WITA kami mulai sok menyibukkan diri di dapur. Masukan bahan ini itu, aduk memakai mixer dengan kecepatan 1 lalu 2 lalu 3. Angkat mixer. Masukan putih telur. Aduk lagi menggunakan mixer. Larutkan vanili Bla..bla..blaa hingga adonan sudah tercampur sempurna dan kami tinggal menunggunya hingga mengembang sebelum dituangkan ke atas teflon cetakan yang diletakkan di atas kompor berapi. Waktu menunjukkan pukul 18.20 WITA. Masih sempat siap-siap untuk sholat magrib di masjid.

“ Mbok Tik, kalo mulai nyetak adonannya habis magrib ndak papa Mbok?” tanya saya.
“ Ini emang nunggu ngembang dulu Ren, baru habis ngembang nanti dituang ke teflon cetakan,” jawab Mbok Tik.
“ Oh gitu ya. Yaudah Mbok, aku ke masjid dulu ya tak ikut magriban bareng anak-anak. Ntar aku ke sini lagi ya mbok habis magrib. Tunggu aku dateng baru nuangin adonannya ke teflon ,ya..ya..ya,” sahut saya ke Mbok Tik sambil mringis mringis.
“ Iya dah, tapi jangan lama-lama yo nanti kalo kelamaan jadi jelek adonannya,” kata Mbok Tik lagi.
“ Okeee bos!” jawab saya. Dan segera saya turun dari komplek bukit itu menuju ke masjid.

Masjid di Toyapakeh mulai menjelang sholat ashar selalu ramai anak-anak. Sore hari setelah sholat ashar adalah  jadwal mengaji kelas 1, 2, dan 3. Sedangkan malam hari setelah sholat magrib jadwal mengaji kelas 5 dan 6. Maka di peralihan warna langit terang menuju gelap ini anak-anak (mayoritas anak TK dan SD) sudah bertebaran di tiap jengkal masjid. Mengedarkan pandangan ke sekeliling sejenak sebelum adzan saya lihat ada yang sedang berwudlu, satu dua ada yang berdiskusi entah apa, ada yang sudah mengenakan mukena, ada yang duduk di tangga masjid sambil menatap langit, ada yang ngobrol-ngobrol dengan Pak Haji Syahran.

Zilla, anak kelas 4 SD berlari kecil menghampiri saya.
“ Mbak Reni, Mbak Reni sholatnya di sebelahku ya,” katanya sambil meringis, memperlihatkan sederetan gigi putihnya. 

Belum saya menjawab Zilla sudah mengambil sajadah dari tangan saya, digelar di samping sajadahnya. Sejenak kemudian adzan berkumandang. Segera anak-anak berhenti dari kesibukan masing-masing, menuju barisan sholat,  merapihkan letak sajadah mereka, lalu berbaris membentuk satu shaf lurus. Kami mendirikan sholat magrib berjamaah. Selesai sholat, saya cipika cipiki pipi anak-anak ini. Terlintas ide yang kontan terlontar,

“ Eh eh besok pada mandi laut ngga ini?” tanya saya ke anak-anak. Mandi laut itu istilah anak-anak di sana yang digunakan kalau mereka berendam main air ke pantai.
“ Mandi laut Mbak Reni, besok hari Jumat kan. Rame-rame di pantai besok sore,” jawab mereka sahut sahutan.
“ Mbak Reni bikin kue lho, besok yok yok jam 5 sore kumpul di depan bungalo. Ntar kita makan kue bareng sambil foto-foto ya, mau nggak?” tanya saya ke anak-anak sambil menyunggingkan senyum terbaik agar mereka mau dateng hahaha.
Dan respon anak-anak adalah sebagai berikut:
“ Waaah mau, beneran ya Mbak Reni besok aku ke depan bungalo jam 5 sore. Kuenya kue apa Mbak?” tanya Kayla.
“ Mbak Reni emang ulang taun ya, kok besok bagi-bagi kue?” tanya Nurul.
“ Mbak Reni kalo ulang taun maunya kadonya apa?” tanya Izah.
Dan jawab saya,
“ Yah pokoknya aku bikin kue banyak, besok ya jam 5 di depan bungalo kita makan kue bareng habis itu foto-foto. Okeokee,” kata saya sambil mengangkat dua jempol tangan.

Begitulah.
Setelah magrib saya ke komplek bukit. Mbok Tik dan saya menuang-nuang adonan ke cetakan teflon. Hingga pukul 22.30 WITA barulah seluruh adonan menjelma menjadi kue lumpur yang harum. Kue lumpur istimewa resep rahasia Mbok Tik. Dibagikan kepada keluarganya Mbok Tik, sebagian saya simpan untuk anak-anak.

Besoknya jam 5 sore saya jalan ke arah bungalo. Izah, anak kelas 2 SD muncul dari ujung gang pas saya menutup pintu rumah. Sambil mesam-mesem Izah berjalan mendekat. Kedua tangannya disembunyikan di balik badan selama kami berjalan ke bungalo menyusuri pantai. Baru sampai di pertigaan dermaga, sudah terlihat banyak anak yang sedang mandi laut.

Mendekati bungalo anak-anak beranjak dari air mendekat ke saya dan Izah. Sekonyong-konyong memberikan selamat ulang tahun, berseru minta maaf karena tidak membawa hadiah (kecuali Izah yang tiba-tiba menyerahkan bingkisan :”) oh ini yang dia sembunyikan teryata, saya terharu meski ngga beneran ulang tahun ). Anak-anak ini menyerbu kue yang saya bawa. Habislah dalam waktu kurang dari 3 menit. Membaginya ke tangan-tangan mungil mereka sambil berseru menjelaskan kalau saya tidak sedang berulang tahun hehe. Sore itu, dua minggu sebelum kembali ke Jawa saya mengadakan photo session untuk anak-anak.

Maka izinkan saya menuturkan salah satu alasan mengapa saya ingin kembali ke Nusa Penida. Mereka yang sudah menempati sepotong hati saya, cahaya-cahaya dari pesisir pantai Toyapakeh.



Dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan : Intan, Eva, Ella, Kisti, Zilla, Mail, Izah di belakang Mail (ketutupan hehe), Zahra, Opik, Anik, Ta’ung, Savirah, Rizka, Nurul, Galuh, Zaskia, Ella (adiknya Nurul), Rika, Ida, Lina, Miah.

                                                                                                                                     
Tiga setengah bulan. Lihat mereka ngaji. Berbagi cerita pengalaman liburan. Bicara tentang hobi. Sombong-sombongan renang paling cepet ke ponton. Banyak-banyakan hasil mancing kenus (cumi-cumi). Dua sesi mendongeng di kamis malam. Duduk di depan warung Bik Aluh atau Mbok Mar sambil tebak-tebakan nama jukung. Mandi laut di prasi setiap hari jumat. Atau sekedar melambaikan tangan saat berpapasan di gang-gang di Toyapakeh. Dan sesi yang ini, berbagi mimpi. Ya saya masih ingat beberapa tersenyum malu-malu saat mereka cerita pengen jadi apa pas udah besar nanti. Beberapa yang lain mengucapkan dengan lugas mau jadi apa. Satu dua katanya masih belum tau. Trenyuh. Meresapi ucapan-ucapan mereka, melihat semangat terpancar di balik kalimat anak-anak bermata cemerlang itu.

Tahu apa?
Seketika ingin saya mengambil bagian, ikut berjuang untuk mimpi mereka.

Pernah denagn randomnya satu siang saya mendengarkan lagu Indonesia Pusaka sambil lihat foto anak-anak ini. Dada saya rasanya sesak, saya nangis bombay, sesenggukan di pojok kamar. Aransemen musik yang mendayu-dayu, kalimat kalimat yang menyusun lagu lalu yang terpikir di benak saya adalah anak-anak ini seharusnya bisa mendapatkan lebih atas apa yang bisa mereka manfaatkan dari lingkungan tempat mereka tinggal.

Saya cukup bosan mendengar banyak pihak berdebat, berkeluh, menyampaikan kalimat klasik akan kayanya ibu pertiwi berikut hal-hal yang menghambat pemanfaatannya. Maka untuk kesekian kalinya, saya menyusun rencana-rencana. Semoga terdengar oleh Yang Maha Mendengar.

Anak-anak ini. Bagaimanalah saya tidak rindu, sedang 3 hari lalu Nurul telfon sebelum dia dan anak lain belajar malam. Dia bilang malam itu mau diajarin matematika sama Bang Aga. Aga bilang mereka ribut kalo belajar banyak nanya. (Ya ngga papa Ga, itu artinya mereka semangat untuk paham akan sesuatu kan hehe). Lalu kemarin malam Rizka sms katanya tanggal 20 nanti dia mau dikirim untuk lomba  Olimpiade MIPA Matematika, yang kemudian malam ini sms bahwa lombanya jadi hari senin besok. Dan dua hari berturut-turut setelah isya Galuh menelepon saya. Samar saya mendengar mamaknya mendikte apa yang Galuh mau katakan ke saya. Anak ini bilang kalau suatu saat dia berkunjung ke Jawa, dia mau mampir ke Magelang, ke rumah saya. Dia juga bilang ke saya kalo dia mau dikirimi fotonya yang lagi di pantai dan meminta saya memberi tulisan-tulisan di foto itu (Ya Luh, nanti InsyaAllah aku kirimkan setelah ngumpulin draft skripsi ya hehe). Lalu sms dari Izah dan Nabilla menanyakan kapan saya ke Pakeh lagi.

Bagaimanalah saya tidak rindu.
Baiklah. Sampai ketemu lagi segera adik-adik!:)

Jumat, 08 Februari 2013

Halo!


Halo!

Ini adalah tulisan pertama saya di blog ini. Setelah terlalu-lama-menunda-dan-berpikir menentukan kapan untuk mulai serius menulis, akhirnya malam ini di dalam lab preparasi 1, di tengah-tengah mengerjakan skripsi saya bikin blog baru. Rasanya adalah senang!haha *aneh -.-

Baiklah. Maka sekarang saya memilah memilih tulisan untuk dipindahkan ke blog baru ini, dan mulai menulis, berbagi. Semoga dapat bermanfaat :)

Salam semangat sewarna pelangi! 


Sesaat setelah hujan, warna pelangi yang saya tangkap melalui kamera hp
di Toyapakeh, Nusa Penida :)