Kamis, 03 April 2014

Tetap (akan) sama.

" .. this might be a 'happy belated birthday' wish, a 'friendship' greeting, or maybe just a 'memento' from the past. but surely the message is still the same - and will always be - in the picture, in our words, in our hearts” -Falma



Aamiin.
Allahuma aamiin.
Aku yang kudunya bilang terimakasih, Din, Fal.

Eh Dian, Falma ini kalau komen suka ngaco tapi sekalinya mengeluarkan kalimat yang dalem, selalu dalem gini ya :') Mau membalas dengan tulisan, bahasan tentang kalian berdua sudah banyak mengisi halaman sebelumnya. Maunya ya ditulis ulang lagi, detail inget kegiatan yang lalu sambil senyam senyum. Tapi nanti kalian sendiri yang bosen bacanya :p

Tau ngga? Kalian ini kok seperti mentari. 
Benar - benar seperti mentari.

"Seperti mentari, jauh tapi menghangatkan." -nn

Terdengar seperti gombalan ya? Haha. Etapi itu beneran ya Din, Fal bukan gombal. Selain kalian memang sudah punya anti-gombalan, ngapain pula menggombali sesama :p *kesannya jadi gombal gini -_-* Oya, aku mau berbagi tentang tulisan bagus yang aku baca. Ditulis oleh seorang mahasiswa dari kampus yang sama dengan kita. Dan yang ini adalah tulisan mengenai definisi teman baik. Berbeda dengan paradigma umum mengenai teman baik; ada di saat susah, hadir di kala senang. Mas Gun ini, begitu katanya panggilannya, memaparkan definisi yang berbeda. Definisi yang 'pas' yang hmm baca aja ya sendiri hehe. Sebelum membacanya Din, Fal;

Maka meski aku suka ini itu tralala trilili lalala babibu, udah sangat sering begitu menyebalkan, terimakasih sudah menjadi teman yang teramat baik; kemarin, hari ini, esok, nanti. Semoga meski rindu, kita bisa belajar saat ini tidak ada masalah dengan jarak, ruang, dan waktu. Karena seperti yang dituliskan oleh Bang Tere, tidak ada yang pergi dari hati tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan.

Melangitkan doa-doa
Menikmati perjalanan-perjalanan
Sampai bertemu lagi segera Din, Fal.
---

Tulisan oleh Kurniawan Gunadi mengenai teman yang baik. Meski tidak benar-benar mengenal, terimakasih masgun atas tulisan yang saya juga banyak orang lain kemudian dapat mengambil manfaatnya dari sini :)

Tulisan: Teman yang baik.
Saya memiliki definisi tersendiri tentang apa itu teman yang baik atau bisa jadi dikatakan sebagai sahabat. Bagi saya, mereka bukanlah orang yang selalu ada dan berada disekitar saya. Kemana-mana pergi bersama, melakukan banyak aktiivitas bersama. Mereka adalah orang-orang yang membuat saya tidak bergantung. Ada atau tidak adanya mereka tidak akan menjadi sebuah masalah yang besar. Namun, mereka selalu ada ketika saya memerlukan sesuatu terutama teman diskusi. Dan diskusi (curhat) yang tidak hanya diberikan kata sabar, semangat, dan pukpukpuk. Tapi, benar-benar diskusi yang sangat efisien. Tidak melebar kemana-mana. Meskipun telah terputus komunikasi beberapa lama, mereka akan selalu hadir disaat saya benar-benar membutuhkan cara berpikir dan sudut pandang yang lain atas masalah saya.

Dalam beberapa waktu yang lalu, ketika saya ngobrol via dunia maya dengan adik kelas saya yang di UGM. Saya menyampaikan sesuatu, bahwa kita harus belajar hidup sendiri. Tidak bergantung kepada siapapun kecuali kepada Tuhan. Sahabat/teman dekat yang baik adalah orang-orang yang membuat kita tidak merasa bergantung kepada mereka, sedikit-sedikit ke mereka, jika tidak ada mereka, kita tidak bisa hidup, terpuruk saat menghadapi masalah, dan apapun alasannya. Mereka yang baik adalah yang mampu membangun kemandirian kita, kita bisa hidup dengan atau tanpa mereka. Dan kita bisa menghadapi masalah sehari-hari tanpa sedikit-sedikit curhat. Mereka membangun kemandirian kita agar kita sadar bahwa dalam lingkaran ini, masing-masing kita tidak akan selalu ada.

Kelak, pada beberapa tahun yang akan datang. Sahabat atau teman baik kita akan memiliki keluarga, pekerjaan, anak-anak, dan banyak hal lain yang akan menjadi prioritas mereka. Kita sendiri pun akan seperti itu. Ketergantungan itu memang suatu hal yang kurang baik, bahkan ke sahabat/teman baik sekalipun. 

Kita harus sadar bahwa akan datang masa dimana kita akan kesulitan bertemu bahkan berdiskusi dengan sahabat-sahabat karib kita itu. Dan jika tidak disadari dari sekarang, kita bisa kehilangan kekuatan dimasa yang akan datang. Keberadaan teman baik dan sahabat memang membuat kita menjadi kuat. Karena kita tahu bahwa ada orang-orang dibelakang kita yang mendukung dan bisa menjadi tempat pulang. Jika semua itu diambil, maka akan kemana kita?

Maka bangunlah kekuatan dan rumah itu sendiri. Teman yang baik akan selalu berusaha membuatmu menjadi mandiri, bisa mengambil keputusan sendiri dan bertanggungjawab atas keputusan itu. Bagi saya sendiri, itu adalah sebuah bentuk kepercayaan seorang, bahwa kita bisa mengatasi masalah kita dan kita bisa bertanggung jawab atasnya.

Saya belajar hidup sendiri, ketika seluruh orang-orang dekat dalam hidup saya ini mungkin pada suatu ketika akan diambil semuanya. Bahkan termasuk orang tua saya sendiri. Saya terus belajar untuk memperluas ilmu dan pemahaman, bahwa hidup ini hanya bisa bergantung pada satu Dzat. Dan segala hal yang akan terjadi menjadi tanggung jawab sendiri ketika dihadapan-Nya. 

Saya bersyukur memiliki lingkaran pertemanan yang paham akan hal ini, meski tidak ada komunikasi bahkan dalam setengah tahun sekalipun. Mereka ada dalam ketiadaannya. Ketika saya kehabisan cara dan sudut pandang, maka kepada mereka saya datang dan berdiskusi. Saya merasa mungkin Tuhan akan menyampaikan jalan keluarnya melalui orang lain. Dan orang lain itu pastilah orang yang tepat.

Temanggung, 12 Oktober 2013