Bertiga kami pagi itu; saya, Icha, dan Iza kawan cilik kelas 2 SD, menyusur pantai
menuju dermaga, tempat pilihan kami menunggu kemunculan mentari. Desau angin laut dan suara
memecah dari ombak air pasang yang bergulung ramah ikut meramaikan tepian
pantai yang telah dipenuhi hiruk pikuk aktivitas warga. Toyapakeh selalu sudah
ramai sepagi ini. Orang-orang yang menjemput riski di pagi hari.
Ya, Toyapakeh. Menurut saya, desa
ini merupakan salah satu tempat yang dengan sukses dapat menghidupkan
romantisme sunrise dan sunset. Dari desa ini matahari terbit
dari balik rimbun nyiur, tenggelam di barat pulau Nusa Lembongan. Tampak sederhana ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar