Kamis, 09 Januari 2014

Fosil di benaman kapur.

Bagi saya, bila berpadu dengan hijau rerumputan maka tebing yang kecoklatan menjadi padanan yang menawan. Bila berbatas laut maka tebing menjadi pundak bagi ombak ombak yang menghempas tepian. Tebing bersama keduanya memanjakan mata. 

Begitu bagi saya, 
kemudian (kembali) diceritakan sejarah ini.

Puluhan juta tahun lalu pada masa daratan masih di awal (kiranya) pergerakannya, pada saat ketika tanah sumatra masih menyatu dengan tanah jawa, begitu kemudian dipanggil. Pergerakan lempeng yang memakan proses tahun demi tahun membuat daratan daratan bergerak berpisah sehingga kemudian terbentuk lima benua. 

Barat Indonesia merupakan bentukan dari dangkalan sunda. Gajah, harimau yang menyeberang dari bagian utara ke selatan, kemudian atas peristiwa lempeng yang bergeser membuat individu-individu yang terpisah secara geografis memiliki persamaan ciri dari individu individu di sebelah utara. Timur Indonesia sendiri merupakan bentukan dari dangkalan sahul. Tanahnya dihidupi oleh individu individu dengan karakter tersendiri, tak sama dengan daratan sebelah barat. 

Sekarang tempat berpijak, tapi bagaimana dulu?

Pagi pagi kami menuju tanah tertinggi pulau. Puncak Mundi, begitu orang lokal menyebut nama tenarnya. Katanya pulau ini terbentuk atas lempeng yang muncul ke atas yang keluar dari permukaan air. Seluruh bagian pulau berbahan dasar batuan kapur, karst. Pada banyak tempat bukit bukit berubah menjadi ceruk-ceruk bekas kegiatan penambangan kapur.


Puncak Mundi adalah titik tertinggi pada gundukan biru muda



Mencapai puncak memerlukan waktu 1,5 jam berkendara. Segera kami mencari bagian bekas galian, mencari fosil di sela padatan kapur. Mencari pembuktian bahwa puncak tertinggi pulau sudah pernah mendiami kehidupan di bawah permukaan air laut. Lihatlah apa yang ditemukan! Fosil-fosil yang membeku di padatan kapur.:)



Asik mengorek kapur mencari fosil, mengidentifikasi.




Mas Aan ikut sibuk mengorek padatan kapur

Masuk ke ceruk bekas galian, mengorek dinding dindingnya.




Puas mengutak atik bekas galian di puncak, kami kemudian turun. Tersusul hujan yang terbawa angin lalu memutuskan menepi ke bekas tambang kapur, yang dimanfaatkan si teman untuk kembali mengamati dinding dindingnya.





mejeng di gua bekas tambang kapur :p
Melihat melalui kacamata yang berbeda tebing tebing ini menjadi sumber kekayaan intelektual. Lewat kacamatamu, apa tebing tebing ini punya makna lain? ;)

--- 

Epilog, teruntuk Dian yang begitu penasaran kisah perkenalan Gatot dengan Udin. 

Hujan teramat deras. Sore itu tetes tetes besar tumpahan langit menyambut Gatot melangkah keluar dari boat cepat yang ditumpanginya. Sedikit ribet dengan barang bawaan di punggung, dia melangkah cepat sambil membuka pesan di hp. Membaca lagi pesan yang menunjukkan arah menuju tempatnya menginap. 

“ Jadi Tot kamu itu turun di dermaga. Jalan terus aja ngikutin jalan aspal sampe jalan utama. Nah jalan aja ke arah barat ntar bakal nemuin pasar. Ikutin aja pasarnya ke arah barat nanti di kiri jalan ada tukang las-lasan. Maju dikit lagi bakal ada jalan setapak, jalan ikutin jalan setapak itu agak kelok-kelok ntar diujungya nemuin rumah yang agak nangkring di atas. Menuju rumahnya naikin undakan batu. Pintu triplek di depan rumahnya ada tulisan ‘Udin tukang cukur’ ya Tot.”

Berbekal pesan itu ia menelusuri jalan aspal ditemani hujan lebat. Di sepanjang jalan saat bingung hendak kemana dia bertanya dimana ya rumahnya ‘Udin tukang cukur?’. Lalu entah bagaimana cara akhirnya ia berhasil menemukan rumah yang dimaksud. 

Di situlah ia bertemu Udin.

Sejenak mereka saling bertatapan. Tiba-tiba Gatot merasa bahwa laki-laki di depannya tak semenggembirakan sebagaimana telah diceritakan. Gatut melihat pisau cukur berkilat digenggamannya. Wajah Udin mengatakan “Oh ini saingan si neng geulis yang mau minta foto urang pake kacamata?!” Terbersit kegentaran tapi kemudian Gatot bergerak mendekat meski tak sampai dua kaki, menjaga jarak. Melinting hem ke lengan atasnya kemudian dia menampakkan ototnya “mau apa maneh, hah!” (cem cem artis l-men).
*diceritakan kembali menurut yang dituturkan Gatot pada satu grup wasap*

Begitu ceritanya Din, bagaimana Gatot bertemu dengan Udin . Kemudian ini dia ada titipan foto :p

2 komentar:

  1. ren, puluh juta.. belum sampe milyaran. hehe, ben ati ku lego...

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap sudah :D yaelah bro, semangkok bakso supradinasti dan obrolan sebab ketinggalan boat wes lunas bisa melegakan hatimu :p

      Hapus