Menemukan tulisan 2 tahun lalu, saya pos lagi :)
---
Jumat 28 November 2011 (01.19 WIB)
Berawal dari baca buku om Darwis yang berjudul Ayahku (Bukan) Pembohong. Hati rasa nya mak cess baca bagian ini :
“Cerita ini sesungguhnya tentang pengorbanan, keteguhan hati. Ketika kau tetap mendayung sampan sendirian di tengah sungai yang dipenuhi beban kesedihan, tangis, dan darah tercecer dimana-mana, ketika kau terus maju mendayung bukan karena tidak bisa kembali, tapi meyakini itu akan membawa janji masa depan yang lebih baik untuk generasi berikutnya berapapun harganya.” (halaman 183)
Dan
“Itulah hakikat sejati kebahagiaan hidup, Dam. Hakikat itu berasal dari hati kau sendiri. Bagaimana kau membersihkan dan melapangkan hati, bertahun-tahun berlatih, bertahun-tahun membuat hati menjadi lebih lapang, lebih dalam, dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak, kabar baik, keberuntungan, harta benda, pangkat, jabatan, semua itu tidak hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya, rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, nasib buruk, itu semua juga datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan."
“ Berbeda halnya jika kau punya mata air sendiri di dalam hati. Mata air dalam hati itu konkret, Dam. Amat terlihat. Mata air itu sumber kebahagiaan tidak terkira. Bahkan ketika musuh kau mendapat kesenangan, keberuntungan, kau bisa ikut senang atas kabar baiknya. Ikut berbahagia karena hati kau lapang dan dalam. Sementara orang yang hatinya dangkal, sempit, tidak terlatih, bahkan ketika sahabat baiknya mendapat nasib baik, ia segera iri dan gelisah. Padahal apa susahnya ikut senang. Itulah hakikat sejati kebahagiaan. Ketika kau bisa membuat hati bagai danau dalam dengan sumber mata air sebening air mata. Memperolehnya tidak mudah, kau harus terbiasa dengan kehidupan bersahaja, sederhana dan apa adanya. Kau harus bekerja keras, sungguh-sungguh dan atas pilihan sendiri memaksa kau berlatih.” (halaman 291-292)
Subhanallah, selesai membaca buku tersebut langsung saya tulis paragraf yang memuat kalimat di atas. Saya tempel kertas oren bertuliskan kalimat tersebut di dinding kamar saya, biar keinget terus. Tetap dan masih. Kalimat-kalimat dari Tere Liye selalu meng-emphasize everything which are still revolving inside my brain. Saya ini masih perlu banyak banyak belajar untuk mencapai hal-hal tersebut di atas. Baik disadari maupun tidak, masih suka iri sana sini, masih suka bikin kesel orang, masih sok maunya sendiri, masih kekanak kanakkan. Baiklah. Kertas warna oren di dinding kamar semoga bisa menjadi pengingat. Yok, saatnya berubah mumpung masih diberi umur sama Allah. Bismillah!
Tersebutlah dua anak manusia yakni bernama Dian Magfirah Hala dan Falma Kemalasari. Dua orang yang membantu saya belajar memaknai mendayung bukan karena tidak bisa kembali dan terus belajar untuk menghilangkan kekeruhan hati. Dua orang yang selalu ada meskipun saya sudah bersikap sangat menyebalkan terhadap mereka. Dua orang yang berhati besar. Dian yang suka sotoy dan falma yang suka ngebos dan saya sendiri yang udah sotoy suka sok sokan ngebos pula. Haha. Maaf yang banyak untuk kalian atas segala sifat menyebalkan selama kebersamaan kita di tahun-tahun ini. Suka ninggal-ninggalin. Suka sotoy, keras kepala susah dibilangin. Berkata yang tidak mengenakkan di hati kalian. Terutama di semester 5 dan 6 yang aku sok bersibuk ria dengan per-MUN-an. Aku sebenernya nggak sesibuk sampai suka ninggal-ninggalin. Tapi suka males. Merasa kita udah lama nggak bareng jadi rada ngga nyambung hiks. Aaaaa..pokoknya maaaf :’( dan hati ini tersentuh pas kulap biper. Yang aku nggak mau nginep bareng di asrama putri salman bareng kalian (ngotot mau nginep di kosan dan bakal bawa makan pagi sendiri). Dan ternyata pagi itu bangun kesiangan -_-' ndak sempet goreng lauk dan ndak bisa lagi mampir ke warung makan buat beli bekal. Dan pas sampai di pulau rambut. Aku duduk rada jauh-jauhin (kekanan-kanakan) Tetep aja aku dipanggil buat makan bareng kalian. :’) jangan ditiru ya teman-teman, ini jahat sekali menurut saya. Dua teman saya ini memang benar benar deh. Ada orang yang udah dibikin kesel tapi tetep masih aja berbuat baik. Dian dan Falma. Hardisk external saya. Dua teman saya yang selalu bersama-sama, saling mengingatkan, saling menjaga untuk tetap berada dalam lingkaran-Mu.
Dindoon Palmehoong pokoknya aku minta maaf buat hal-hal yang menyebalkan yang diriku lakukan pada kalian. Malam-malam kita belajar bareng bagi-bagi bab. Oh men! Kalo ngga ada kalian tidak mungkin aku mencapai nilai 6,8 untuk biselmol! Oke. Kita tahu nggak semua orang bisa mendapatkan nilai yang termasuk 10 besar untuk mata kuliah itu (sombong gileeeeh) Yang bikin aku selalu berhenti di depan papan pengumuman di TU cuman buat lihat nilai itu dan senyum-senyum sendiri haha. Tanpa belajar bareng kalian? Might be I’d losing out that achievement haha and sooo many others dari belajar bareng kita. Dari Dian saya belajar untuk tegas. Salah satunya tegas tentang suatu keputusan. Baik itu menolak untuk berbuat apa yang kurang ‘sreg’ di hati, ataupun dengan mempertimbangkan sesuatu sehingga menolak untuk melakukan apa yang membuat saya ‘repot sendiri pada akhirnya’. Falma. Temen saya yang cerdas. Honestly, temen saya ini sukanya tidur. Dimana aja (haha sori pals, udah jadi rahasia umum kan :p ) tapi jangan ditanya IPK nya..IPK cumlaude men! Seorang MSDM sejati (yang dulu katanya sebel kalo disuruh ngurusin SDM dan ternyata Allah memberikan amanah dia jadi MSDM di mana-mana) dan jadilah orang satu ini pandai bagaimana mengatur orang-orang di sekitarnya(secara emosional terutama). Dari temen saya yang satu ini saya belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Falma adalah seorang pendengar yang oke dan solutif :D
Ya, itu mereka dua sahabat saya. Sekarang kami sudah mulai masuk tingkat akhir. Dimana saya liat banyak orang yang suka jalan sendiri-sendiri, kami masih suka jalan bareng (jalan dari kosan ke kampus, jalan dari kampus ke salman, jalan dari lantai 4 ke himpunan haha). Tiap hari rabu malam mereka nginep di kosan saya dan kami masak bareng. Lumayanlah, sambil latihan ntar kalo jadi ibu masakin anak-anak hehe (Dian maaf aku tadi malem ngeselin banget waktu masak >.<). Mereka yang tiba-tiba suka nyangsang dateng ke kosan cuman buat numpang tidur siang (atau bahkan minjem kunci kosan buat numpang tidur karena saya kuliah dan mereka jam kosong). Kita yang sekarang berdagang bareng buat kuliah lapangan akuakultur (semoga dagangan kita laku keras ya teman-temaaan). Harapanku makin eksis juga ya kita di dunia pertelevisian, barangkali ada stasiun televisi lain yang mau mempromosikan kita di acara-acara gahul kaya innovator metro tv gitu haha. Semoga Dian, kamu sukses dengan TA-mu yang tentang buah pisang itu dan kamu Fal, sukses dengan pengukuran gelombang otak (ati-ati Fal, kamu mau ngukur gelombang otak Gatot kan? Aku pikir gelombang otak anak itu lain dari manusia pada umumnya hehe. Orang yang satu ini luar biasa lho, kadiv keprofesian yang tahu segalanya haha).
Semoga kita bisa terus maju mendayung bukan karena tidak bisa kembali, tapi meyakini itu akan membawa janji masa depan yang lebih baik untuk generasi berikutnya. Jadi inget curhatan-curhatan yang lalu-lalu. Banyak ya batu-batu kerikil yang suka bikin kita tersandung hehe. Udah tau banyak batu kerikil, tapi tetep aja lewat situ. Tapi nya lagi kalo idup tanpa batu-batu kerikil itu dan nggak pernah kesandung atau bahkan sampe dengkulnya robek berdarah-darah, kok rasanya hidup tak berwarna yak (adeuuuuhh..gaul geela kalimatnyeh). kalo nggak gitu kita nggak ada yang bagi-bagi cerita dongs. Jadi saya ucapkan terimakasih kerikil-kerikil yang menjadikan kita suka menggosipkan kehidupan hoho jadi dari situ kita bisa banyak belajar. Kerikil-kerikil yang ketika dilewati membawa janji masa depan yang lebih baik. Nggak papa lah jatuh, tapi harus berdiri lagi, atau ngesot dulu juga nggak papa deh. Tapi tetep, kita harus mencoba berdiri lagi. Jangan berlarut-larut dalam jatuh atau ngesot kelamaan soalnya ntar bisa jadi suster ngesot di rumah sakit berhantu, nggak mau kan nge-gank bareng hantu-hantu rumah sakit?!!
Baiklah. Semoga waktu-waktu sebelumnya bisa menjadi kurva belajar bagi kita. Sebagai pembelajaran yang bisa kita ambil hal-hal yang baik dan meninggalkan apa yang memang seharusnya ditinggalkan. Belajar untuk membuat hati menjadi lebih dalam dan jernih. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya ya Din, Fal :')
Satu berhubungan dengan yang lain
Aku, kamu, dia, mereka, kita
Ya. Sebab akibat
Akan selalu membekas
Suka tidak suka
Di setiap ucapan selamat datang selalu menanti lambaian sampai jumpa
Meski nanti ketika kita meninggalkan jejak yang tersapu ombak
Yakinlah bahwa semua ini lebih dari untaian sajak.
Sumpahlah ini gambarnya sangat tidak jelas! Haha.
Baiklah. Bulan sudah beranjak dari peraduannya
Larut memudar berganti semburat rona pagi
Selamat terlalu-pagi-sekali kawan-kawan semua, selamat terlalu-pagi-sekali ucrit!
Be strong stay strong
Keep on fire! Hamazah!
Selalu semangat untuk esok :)
*menambahkan. Menyadari bahwa (ceileeeh), diantara kita ada yang mengikat kuat lebih kuat dari ikatan persaudaraan. Yang membuat satu dan yang lain akan mencari dimana yang lain berada pada saat-saat yang sangat dibutuhkan. Ikatan itu tak lain dan tak bukan merupakan ikatan hutang!haha. Another friends are for yeah haha, as you both said. Aylapyuh always :* xoxoxo
---
Ketiwi ketiwi sendiri baca tulisan di atas hehe
Aku tambahkan sedikit ya ini Din Fal :)
![]() |
Dian bermasker sambil ngerjain skripsi |
![]() |
Ultah Falma |
Walimahan Teh Arinda |
![]() |
Walimahan Eja |
April 2013, all hail deadliners! |
Hey Din, Fal kita sudah lulus loh, bareng pulak. Hidup deadliners! Btw, ini kalo sms an suka lama ye balesnye. Nyebrang lautan dulu sih ye ngelawan ombak same angin. Apapunlah Din Fal, Ukhibukifillah :')