Lima anak duduk berjajar rapi;
Rafi, Fadli, Pasha, Arip, Fadlan. Tepi pantai jadi tempat pilihan kami duduk-duduk
pagi ini, tepat di depan warung makan milik Mbok Mar. Langit biru terang disela tiupan angin sepoi sepoi rasanya ikut menyuntikkan
semangat pada anak-anak kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar ini. Ya, pagi ini kami akan
belajar mengenal hewan laut dan hewan darat.
Maka saya mulai dengan memperkenalkan
mereka pada dua teman, yakni Jojon dan Jejen.
“ Di suatu desa di tepi pantai,
tinggal seorang anak perempuan bernama Jejen." saya mulai. "Jejen sekarang kelas 2 SD. Ayo, siapa
yang di sini kelas 2?” tanya saya ke anak-anak sambil menggerak-gerakkan gambar
kartun anak kecil yang saya sebut dengan Jejen.
“ Saya..saya!” Anak-anak
mengacungkan tangan sambil saling senggol.
“ Kamu enggak aku iya,” kata
Pasha sambil meraih acungan taman teman sebelahnya lalu saling iya-enggak.
Haduh, anak anak ini ya hehe.
“ Ayo ayo udaah,” kata saya
sambil menggerak-gerakkan boneka Jejen, menarik perhatian mereka.
“ Nah, Jejen kan tinggalnya di tepi pantai. Jejen kalau udah dari pulang sekolah dia suka duduk-duduk di pantai. Liat jukung-jukung yang nyebrang bawa sayur ke Lembongan, liat kapal quiksilver yang dateng ke
ponton, banyak dah pokoknya. Atau
jangan-jangan Jejen tinggalnya di sebelah rumahnya Arip ya?”
“ Woo Arip rumahnya sebelahnya Jejeen, sebelahan sama warung
bibiknya Arip. Woo Arip woo ,” kata Rafi sambil menowel-nowel pundak Arif.
“ Oiyaa berarti Jejen rumahnya di
sebelah rumah Arip ya. Wah kalo main bisa barengan dong ya Rip. Jejen suka
sekali snorkelingan sepulang sekolah. Di sini yang suka snorkelingan kaya Jejen
siapaa?” tanya saya
“ Aku sukaa, mandi laut tiap umat
sebelum sholat jumat. Rame rame nah
lebih enak .”
“ Aku juga sukaa, loncat dari
jukungnya Bapak kalo mau mandi laut,” satu
dan yang lain bersahutan menjawab setengah berteriak. *mereka terlihat semangat
:”
“ Fadli sama Fadlan juga suka
tapi suka ngga dikasi sama mamak.
Tapi kalo naik jetskinya Bang Bukran baru dikasi,”
kata Fadli. (ngga dikasi untuk anak anak ini sama saja dengan tidak diizinkan)
“ Berarti semua punya hobi sama
kaya Jejen ya di sini, Rafi, Pasha, Fadli, Arip, sama Fadlan juga. Naik
jetskinya Bang Bukran juga ngga papa,
kan suka diajak renang juga Fadli Fadlan. Nah, sekarang Jejen kedatengan
seorang teman yang rumahnya di bukit. Namanya adalaah jeng jeng jeeng...Jojoon.
Ini dia Jojon,” kata saya sambil menggerakkan boneka Jojon, menyejajarkannya
dengan boneka Jejen.
“ Berarti Jojon rumahnya di
Bedangin ya Mbak reni ya, deket deket
bukit rumah Mbok Rahma tu ya,” kata
Arip dengan logatnya yang khas. (Bedangin adalah nama daerah yang menuju ke
arah bukit)
“ Iya betul, yak berarti rumahnya
Jojon ada di bukit sedangkan Jejen ada di ..(“pinggir pantaaai” jawab anak-anak
sambil berteriak). Nah, suatu hari Jojon main ke rumahnya Jejen, Jojon katanya
pengeen sekali renang di laut karena rumahnya di bukit dia jadi jarang
berenang. Nah, karena Jejen sering sekali berenang di laut kan Jejen jadi punya
banyak temen kan di air sana, terus kata Jejen ‘Oke Jon, yuk kita berenang di
laut nanti sekalian aku kenalin sama temen temenku di sana ya’,” kata saya
berlagak jadi Jejen hehe.
“ Wah kamu punya banyak temen
temen di laut Jen?” kata saya merendahkan suara berlagak jadi Jojon.
“ Woo ternyata Jejen punya banyak
temen di laut nih, di sini siapa yang udah
tau siapa aja sama temen temennya
Jejen si hewan laut ayoo?” tanya saya pada mereka.
Lalu mereka keras-kerasan menjawab bersamaan. Cumi-cumi, bek (ikan), kepiting, ikan lumba-lumba, bebek (nah loh bebek) *Haduh
anak-anak ini :3
“ Naah, kayanya temen-temen udah pada kenal nih sama temen-temennya Jejen yang hidup di laut ya. Yook sekarang
kita kenalin satu persatu yaa. Okaay sekarang kita kenalaan,” kata saya
mengeraskan suara mencoba mengambil perhatian anak-anak lagi.
“ Temennya Jejen ada lebih banyaak lagi dari yang disebutin. Ayoo
kita tebak satu satu ya. Terus biar semua kebagian, urut dari Rafi sebutin yang aku pegang ya. Untuk yang
lain, kalo salah satu temenya lagi nyebutin,
yang lain kunci mulutnya dulu kaya gini ya,” saya memperagakan mengunci bibir memakai
tangan kanan diarahkan ke bibir ‘klik klik’, diikuti oleh anak-anak.
Dan mulailah satu persatu. Rafi,
lalu Arip, Fadlan, Pasha, Fadli, kembali lagi ke Rafi dan seterusnya. Eh ngga satu persatu juga deng. Sedikit riweuh berkali-kali memperagakan mengunci bibir. Soalnya masih ada yang bareng bareng nyebutin hehe. Mereka
menjawab sambil berteriak, saya juga tidak mau kalah ikut berteriak menanyakan
‘ini apa’ sambil mengangkat gambar-gambar hewan. Hewan darat, hewan laut. Mulai
dari yang sudah sering mereka dengar dan sudah ketahui; ikan kepe-kepe, hiu,
kuda laut, cumi-cumi, yang hingga yang masih kurang familiar yakni timun laut, landak laut, ikan barong, pari manta, dan
masih banyak lagi. Tebak-tebakan hewan-hewan darat, membedakan kura-kura dengan
penyu, menjelaskan perlahan kalau hewan-hewan tersebut hidup di laut di
sekeliling mereka, lalu diakhiri dengan kuis berhadiah dua buah wafer keju menyebutkan
10 hewan laut dan 10 hewan darat. Meski ada satu dua yang diulangi, pada
akhirnya semua berhasil menyebutkan sesuai instruksi :D selesai kelima anak menyebutkan, menutup dengan berdadah-dadah dengan Jojon dan Jejen kemudian mengucapkan
salam sampai jumpa.
Tidak lebih dari satu jam acara story telling dan tebak-tebakan selesai.
Pasha dan Rafi masih sibuk tebak-tebakan sendiri sambil teriak-teriak heboh. Saat-saat
terakhir datang beberapa anak yang lebih besar. Miah yang mendekap erat Juwita (keponakannya)
di pelukan, kemudian Anik dan Ta’Ung, tiga serangkai. Mereka menanyakan sedang ngapain kami di pinggir pantai. Menjelaskan
sedikit ini itu sambil mengajak untuk membuat
kegiatan apa dengan mereka. Daan, mereka tertarik lalu kami berencana membuat kertas daur ulang :3
Sedikit berbagi untuk melengkapi.
Anak-anak pintar. Semoga ada kesempatan berikut untuk membuat ini berlanjut. Dan
satu lagi, semoga mereka paham benar bahwa mereka mewarisi alam yang
menakjubkan:”)
![]() |
memunggungi laut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar