Kidung senja mengalun dari rimbunan nyiur
Terdengar sayup sayup dari barisan nyiur
hijau yang pernah kita menapak di tanah berpasirnya
25 Mei. Malam terang bulan, seorang kawan mengulang
tahun berkurang umur
Perkenalkan ini dia, sahabat baik saya Ica
namanya
[Prolog yang lebay] Berawal dari istirahat
sekolah waktu saya masih di Sekolah Dasar. Baru habis jajan di warung lalu
berjalan melewati halaman, sambil melirik ke lantai tingkat 2 gedung SD
sebelah. Sudah jadi kebiasaan, maklum ada kecengan saya di SD sebelah. Ruang
kelasnya ada di lantai tingkat 2 haha. Daaan hoki sekali saya saat itu, si
kecengan sedang berdiri dengan kerennya di depan kelas. Saya memperlambat
jalan. Deg degan gimanaa gitu haha. Eh tapi, TUNGGU! Saya berhenti. Menatap
lekat-lekat ke depan kelas gedung lantai 2 SD sebelah tempat si kecengan
berdiri dengan menawannya. Memicingkan mata, melihat ke sesosok anak perempuan
sedang meraut pensil. Tidak ada masalah dengan cara dia meraut pensil, atau
merk pensilnya (ngga kelihatan juga gitu), atau kepang kudanya, atau senyum
yang tersungging itu. Tapi tapi tapi, anak ini meraut pensil di sebelah
kecengan saya waktu SD. Ya, di sebelah kecengan saya. Terus kayanya mereka sedang
bersenda gurau gitu. Tidak tahan melihatnya (elaaah Reen) lalu saya berlari dengan
bayangan wajah mereka berdua yang sedang tertawa sambil meraut pensil bersama.
Air mata saya jatuh. Tangis saya berderai derai. Pupus harapan dan hujan lebat
turun ketika saya berlari ke kelas *kaya di film-film india (itu beberapa kalimat
terakhir boongan deng haha)
“Siapa perempuan itu? SIAPAAAH?” teriak saya
dalam hati.*lebay
---
Waktu berlalu
dan saya hampir saja lupa drama kecengan-saya-yang-sedang-meraut-pensil-dengan-
perempuan-berkepang-dua hingga saya masuk SMP. Ya, waktu SMP ini saya lihat
lagi sosok perempuang peraut pensil di sebelah sang kecengan yang menawan.
SMP.
Dan inilah,
ketika menginjakkan kaki di SMP saya baru mengenalnya sebagai Ustica. Jadi
namanya adalah Ustica, yang pertama kali saya lihat sedang meraut pensil sambil
(sepertinya) sedang bersenda gurau gembira dengan kecengan keren saya waktu SD.
Geng nya Ica adalah geng naruto-narutoan
geng saya geng three musketeer-three
musketeeran. *Kerenan geng saya yak hahaha
---
SMA.
Sekelas di tahun
pertama, Kethoephat Akhoer. Kalau sedang dapat giliran ambil kudapan di D1,
jalan si Ustica ini akan lebih cepet kalau saya angkat tas sekolah karungnya, katanya
sih mengurangi resistor. Anak pintar, suka ngajarin kalau mau UTS atau UAS.
Sekamar di tahun
kedua, kamar 4 di Graha Kenanga Satu. Kamar heboh yang dihuni bersama 5 anak
lain Netta, Ipi, RAC, Yunda, Madam. Jadi ingat semua kegiatan mulai jagra, apel
pagi, siang, malam, pesiar kamar makan bareng di KFC, acara Panda Magnity, dan
banyak lagi. Dan saat itu si Ustica, sekali lagi yang waktu SD pernah saya
lihat ngeraut pensil bareng kecengan menawan saya, mengulang tanggal lahirnya
yang ke-17. Dengan segala rencana yang telah anak kamar 4 susun, yang pada
pelaksanaannya rada bergeser karena Rach ketiduran. Ketiduran pake masker terus
susah dibangunin pulak -.- Tahun kedua ini, satu satunya waktu pas si Ustica sedang
mengulang tanggal lahir nya, saya benar benar ada di sana bareng si anak ini.
Tahun ketiga.
Suatu saat di penghujung eksistensi kami di sekolah tersebut, kami duduk di
lobi graha seroja. Habis mengubur kucing mati, lalu ngobrol. Gundah gulana. Masih
bingung mau lanjut kemana nanti, deg-degan belum diterima di perguruan tinggi. Tentang
masa depan ceritanya.
---
KULIAH
Ini dia. Bersama
di salah satu perguruan tinggi negri di Bandung, Ustica di Teknik Industri saya
di Biologi. Mulai dari ospek kampus sampai lulus S1, mau diceritakan satu-satu?
Ah rasanya terlalu panjang kalau dijadikan satu cerita.
Itu dia sekilas
tentang saya dengan seorang kawan terbaik.
Sebelum menyampaikan
poin utama yang saya hendak tuliskan, boleh ya saya kutip dahulu beberapa larik
kalimat dari teman saya :
“ Maka aku adalah saksinya,
Ketika atas pengalamanan yang telah kita
lalui,
Dan perjalanan yang akan kita rasai,:
Atas izin Allah,
Semua akan dan selalu baik-baik saja.”
(Ustica Haedy) 05.4349 ^_^
Jadi Ca, sejak
15 Mei lalu di pool Bus Kramat Djati, bagaimana kabarmu?
Semoga akan, dan
selalu baik-baik saja J
Terakhir kali, kamu dan Ratih melambaikan tangan dari luar kaca bus. Sampai
jumpa, kata kalian. Mbrambang lalu mewek sendirian di dalam bus waktu itu
hahaha. Ah, sudahlah. Saya mau bercerita tentang hari ini.
25 Mei.
Kawan baik saya,
mengulang tanggal lahirnya di tahun 2013 ini.
“ Teman yang baik adalah apabila kamu
melihat wajahnya, kau teringat akan Allah. Mendengar kata-katanya menambahkan
ilmu agama. Melihat gerak-geriknya kamu teringat akan mati.”
Anak ini Ya
Rabb, adalah teman terbaik saya.
Berbagai kesempatan
bersama anak ini, mengingatkan saya untuk tetap dan selalu percaya pada-Mu. Melalui
anak ini, rasanya Kau selalu bisa menghidupkan mimpi-mimpi. Pendengar yang teramat
baik. Tidak tahu bagaimana membalas semua kebaikannya dengan cara manusia, maka
saya berdoa pada-Mu.
Ya Rabb.
Berkahi sisa
umur yang Kau berikan padanya. Selalu dekatkan ia pada-Mu, hadapkan hatinya untuk
tetap dan selalu pada-Mu. Berikan kemudahan baginya untuk menjalankan segala
urusan-urusannya. Izinkan ia menginjakkan kakinya di tanah-tanah yang ia ingin
kakinya jejakkan. Dan, buat dia untuk tetap dan selalu bercahaya.
Allah Maha Melihat. Allah Maha Mendengar.
Allah mengabulkan doa-doa.
Tulisan di
secarik kertas kemarin,
“ Ren, aku tau ini bukan yang terakhir. Tapi
mungkin kita akan ga ketemu dalam waktu yang lama ya.:)”
Hmm. 12 hari,
rasanya belum cukup lama.
Jadi Ca, boleh ya aku mampir ke rumahmu
selasa malam ;)
Ya.
“Tidak
ada yang pergi dari hati
Tidak
ada yang hilang dari sebuah kenangan.”
-Tere
Liye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar