Nah, yang menarik adalah, dalam dunia per-akuakultur-an disini, atas begitu strictnya pemerintah belanda terhadap standar tersebut, maka pengusaha/pembudidaya bener bener berusaha membuat sistem sedemikian rupa, dimana mereka bisa dapat meningkatkan jumlah produksi dengan menjaga jumlah 'waste water discharge' sesuai dengan standar yang diperbolehkan. Maka kemudian berkembanglah riset2, inovasi2 untuk mengurangi polutan yang di 'discharge'. Salah satu yang sempat saya bahas oleh teman adalah tentang sedang 'in'nya penelitian kombinasi budidaya ikan yg dipadukan dng tanaman, aquaponik dan IMTA. Atau, ada juga teman sekelas yang dia tertarik di dunia bisnis perikanan, kemudian salah satu agenda dari rencana bisnisnya adalah melihat pengaruh UV terhadap aktifitas mikroorganisme pada media budidaya yang salah satunya berpengaruh pada jumlah polutan yang ada pada 'water discharge'.
Menarik ya! Hehe. Orang berlomba lomba menemukan inovasi untuk mengoptimalkan jumlah produksinya dengan meminimalisir atau setidaknya tidak menambah 'waste water discharge'. Dan saya rasa di Indonesia hal tersebut juga sudah mulai merebak, salah satunya yang sedang hits adalah inovasi alat pemberi pakan yang efektif dan efisien. Semoga di Indonesia juga semakin banyak lagi inovasi inovasi yang hadir untuk mengoptimalkan kegiatan budidaya, yang juga benar benar mempertimbangkan sisi ke-ramahlingkungan-nya. Maju maju maju per-akuakultur-an Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar